Pemuda.co.id, SUMEDANG – Karaton Sumedang Larang mengundang para ulama terkemuka serta qori dan qoriah ternama, untuk menyampaikan tausiyah dan membacakan ayat suci Al-Quran dalam rangka peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan Pengajian megah itu digelar oleh sebuah institusi bersejarah yang kaya akan tradisi dan budaya, diselenggarakan pada tanggal 8 Februari 2024 bertepatan di Bale Agung Srimanganti.
Dalam acara yang dipenuhi dengan kekhidmatan dan kebersamaan, dihadiri langsung oleh Sri Radya bersama Padmi Agung, Radya Anom bersama Putri, kala Mahapatih bersama Ibu Patih juga Panata Karaton Sumedang Lainya.
Menurut Sri Radya Karaton Sumedang Larang, acara ini merupakan wujud dari komitmen Karaton Sumedang Larang untuk memperkokoh rasa keagamaan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
“Dengan adanya acara ini, semoga menjadi wadah yang dapat mempererat tali silaturahmi antar umat beragama dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari” ujar H.RD.I Lukman Soemadisoeria sebagai Sri Radya Karaton Sumedang Larang, saat dijumpai oleh koransinarpagijuara.com, di Bale Agung Srimanganti saat pembukaan acara, Kamis (08/02/24).
Radya anom , Rd.Luky Djohari Soemawilaga, turut mengapresiasi kehadiran warga yang berpartisipasi di rangkaian acara tersebut.
“Tentu kami (Karaton Sumedang Larang) melakukan acara Rajaban yang dimana prinsip kami tidak melupakan Isra Mi’raj. Kitapun dalam acara ini harus Mieling harus terus menerus mengingat tentang perjalanan Nabi besar junjungan kita Nabi Muhammad SAW.” tutur Radya Anom.
“Perjalanan isra mi’raj ini kita harus kita maknai bersama agar menjadi insan yang berkualitas,kegiatan ini tentu refleksi dari peningkatan keimanan dan ketakwaan. Maka dari itu kita harus memaknai dengan keimanan yang kuat” tegasnya.
Selain itu, Pimpinan Majelis Mahabatul Auliya, Ustadz Fuad Ginan Burhanudin, menjelaskan sejarah asal muasal berdirinya Karaton.
“Dengan adanya Karaton Sumedang Larang harusnya menjadi suatu kebanggaan warga masyarakat Sumedang juga Jawa Barat, karena tidak akan berdiri suatu Kerajaan tanpa adanya sejarah dan Silsilah yang jelas,” ungkapnya.
“Contohnya, dengan ada peninggalan bersejarah seperti Mahkota Kemaharajaan Sunda atau Mahkota Binokasih Sanghyang Pake itukan sudah jelas peninggalan sejarahnya. Juga merupakan Simbol Legitimasi Kekuasaan Tertinggi kemaharajaan sunda yang sekarang berada di Sumedang.” sambungnya.
Acara pengajian dalam rangka Isra Mi’raj di Karaton Sumedang Larang tidak hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkaya budaya dan tradisi lokal yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Sumedang.
Radya Anom berharap, dengan semangat kebersamaan dan keagamaan, Karaton Sumedang Larang terus berperan aktif dalam melestarikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.
“Tentu dengan terselenggaranya acara ini kita semoga tidak lupa akan Purwasadaksi terhadap nilai sejarah leluhur kita, dan meningkatkan kualitas diri supaya lebih unggul juga merekatkan persaudaraan antar umat beragama Islam,” imbuhnya.
Kegiatan ini menarik perhatian ratusan orang dari berbagai daerah untuk turut merayakan momen bersejarah dalam agama Islam. Para peserta yang hadir terlihat begitu antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan, dari pembacaan surah-surah Al-Quran hingga ceramah yang menginspirasi.