Pemuda.co.id, JAKARTA – Di ajang Pemilu 2024 ini, serangan bantuan sosial (bansos) sudah nyata terjadi secara terang-terangan, tanpa malu-malu, ada kesaksian-kesaksiannya, dan bahkan ada rekaman-rekaman videonya.
Ini artinya bahwa suara rakyat hendak dibeli untuk kepentingan pelanggengan kekuasaan. Ke depan, selain serangan bansos, masyarakat juga rawan mendapat serangan fajar, diiming-imingi uang asalkan mencoblos pasangan calon (Paslon) tertentu.
Haris Pertama selaku juru bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Mahfud mengatakan bahwa, dalam menghadapi godaan-godaan tersebut, rakyat sebetulnya tak perlu khawatir.
‘’Dibawa santai saja. Ambil amplop dan bansos-nya, anggap jadi rezeki, namun saat di dalam bilik TPS nanti, ya tetap saja coblos pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Prof Mahfud MD. Aman kan?,’’ kata Haris dalam keterangan resminya, Minggu (11/2/2024).
Haris mengakui bahwa fenomena serangan bansos dan serangan amplop bukanlah barang baru, melainkan memang selalu terjadi seperti itu. Mengingat masih banyak pihak yang sudah kehabisan akal dan tak siap untuk kalah, maunya mengambil cara pintas dan curang.
Itu sebabnya mereka menggunakan trik iming-iming uang, baik lewat bansos maupun serangan fajar. Jadi, Haris mengingatkan kepara rakyat di seluruh penjuru Tanah Air untuk tetap kuat, tetap teguh untuk terus mendukung Ganjar – Prof Mahfud MD. Sebab, hanya Ganjar – Prof Mahfud MD-lah yang sesungguhnya bisa memperbaiki nasib rakyat.
‘’Ayo kita saling kuatkan hati. Datang ke TPS, coblos nomor 3, dan awasi proses penghitungan suara. Karena politisasi bansos sudah bukan rahasia lagi, sudah dilakukan secara terang-terangan. Kejadian pembagian bansos untuk mengarahkan pilihan masyarakat di Pilpres 2024 ini sudah terjadi di banyak tempat. Sehingga, potensi kecurangan Pemilu sangat besar, termasuk melalui penyaluran bansos-bansos dan serangan fajar. Jadi, masyarakat harus waspada dan tetap memakai hati nurani. Kalaulah bansos tak dapat ditolak, terima saja. Tapi, dalam Pilpres ini tetap memilih mengikuti hati nurani,’’ ungkap Haris.(*)