Karanganyar: Rasa senang dan bangga terpancar dari raut wajah seorang Junaedi, usai dipastikan lolos membela Merah Putih untuk Paralimpiade 2024 Paris. Anak petani dan penggembala kambing ini ingin meraih medali emas diajang bergengsi empat tahunan di cabor blind judo.
“Rasanya sangat luar biasa. Karena semua atlet pasti menginginkan yang terbaik apalagi paralimpiade ini even tertinggi dunia untuk kita,” kata Junaedi di Paralympic Training Center (PTC) Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (15/8).
Meski tak ditargetkan untuk meraih medali dari sang pelatih, pemuda asal Garut, Jawa Barat ini memiliki keinginan pribadi untuk sumbangkan medali untuk Merah Putih.
“Target pribadi saya yaitu saya ingin memberikan medali emas untuk Indonesia tapi dari pelatih ngga ada target hanya pesannya untuk tampil yang terbaik aja,” paparnya.
Keseharian Junaedi sebelum menjadi atlet judo tunanetra (blind judo) dan meraih emas ASEAN Para Games 2022 tak lepas dari kesibukan orang tuanya. Junaedi membantu aktivitas orang tuanya, Odin dan Etin, yang tergolong masyarakat menengah ke bawah untuk menggembala kambing dan bertani.
“Orang tua saya petani, penggembala, dulu waktu kecil (SD) saya bantu orang tua gembala kambing dan bertani, di SMP saya kenal bela diri dan hobi saya mulai tersalurkan saat di Bandung,” cerita pemuda kelahiran 15 Februari 1996 ini meski memiliki keterbatasan penglihatan.
Hingga akhirnya, keterbatasan itu tak menyurutkan niatnya membahagiakan orang tua dan keluarganya, dengan menekuni hobinya di blind judo meski awalnya ia sempat berlatih pencak silat.
“Orang tua ya khususnya, sangat memberi support dan dukungan sangat luar biasa. Saya dari kecil memang hobinya bela diri. Saya pernah ikut pencak silat dan ikut klub di Bandung, tapi dari pelatih nawarin untuk ikut blind judo di tahun 2014,” kilasnya.
“Pas ikut masuk latihan terus judo, saya seneng suka bela diri baru nih kata saya, kemudian ditawari untuk masuk skuad tim Peparnas tahun 2016. Dan alhamdulillah itu event pertama yang juga dapat medali,” ceritanya lagi.
Menuju Paralimpiade 2024 Paris, menurutnya persiapan telah matang, persiapan dari pelatnas NPC Indonesia telah dimulai sejak 2 tahun lalu.
“Persiapannya tentu melalui kualifikasi dan pertandingan-pertandingan single event. Kebetulan pelatnas baru 2 tahun dari tahun 2022 pas event APG Solo. Kemudian single event di Kazakstan alhamdulillah dapat poin, event di Tokyo tahun 2022 juga dapat poin, SEA Games 2023 Kamboja dan APG Hangzhou juga dapat medali. Juga di Giorgia juga poin. Kemudian akumulasi poin saya masuk ranking,” tutur pemuda ranking 11 dunia blind judo ini.
“Saya yakin jika kami ini diberikan kesempatan pasti kami maksimalkan, semoga kedepan Mas Menpora, Bapak Presiden terus mendampingi, membina kami dan memfasilitasi kami agar bisa terus ikut single event agar teman-teman yang belum dapat kesempatan mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa membela tanah air di event internasional hingga ke paralimpiade,” pungkas atlet yang bermain di Kelas 60 kg ini.