MATARAM – Rapat Koordinasi Wilayah Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Nusa Tenggara Barat (NTB) hadiri Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Dzulfikar Ahmad Tawalla sekaligus Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Jumat (14/02/2025).
Kegiatan yang di rangkaikan dengan penataran pimpinan wilayah (Tarpimwil) ini, bertempat di Balai Guru Penggerak (BGP) 14-16 Februari 2024.
Dzulfikar dalam pemaparannya, menyatakan bahwa seorang aktivis harus juga menjadi seorang pemberani dan pembelajar.
“Sebab menjadi tak menarik bila aktivis kekurangan wacana intelektual dan tidak beradab,” katanya.
Ia menjelaskan, dunia aktivis membuat seseorang menjadi lebih bahagia, sebab salah satu syaratnya ialah seseorang menjadi jarang bersedih ketika ia sering berada di tengah perkumpulan.
“Tentu saja sebagai bagian dari organisasi pemuda di bawah naungan Muhammadiyah garis pergerakan harus tetap mengedepankan welas asih,” ujar Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini.
Hal senada disampaikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB, Dr. Falahuddin, M.Ag dalam sambutannya serta membuka acara Rakorwil PWPM NTB menyampaikan, bahwa kader Muhammadiyah memiliki empat kriteria yakni Kader Persyarikatan, Kader Ummat, Kader Bangsa, dan Kader Kemanusiaan.
“Kader persyarikatan yang hanya berkhidmat untuk persyarikatan Muhammadiyah, sementara kader umat sudah naik pada penghidmatan lintas iman, kader bangsa mengurus terhadap negara,” paparnya.
“Kader kemanusiaan mengurus semua manusia di seluruh dunia,” sambungnya.
Falahuddin menegaskan, bahwa jangan memaknai empat ranah ini secara hierarki.
“Kader bangsa lebih unggul dari kader ummat, kader ummat lebih unggul dari kader persyarikatan, begitu pun dengan kader kemanusiaan. Kita harus melihatnya secara integral karena bagaimanapun juga semua yang berperan di sana adalah sama kader Muhammadiyah,” pungkasnya.
